Oleh: ET Hadi Saputra, SH. 08 November 2025
Bapak-bapak, Ibu-ibu, hadirin sekalian yang saya hormati. Jujur saja, kalau bicara pahlawan, pikiran kita langsung melayang ke pejuang kemerdekaan. Yang gagah berani, angkat senjata, mati-matian demi negeri ini. Itu sudah paten. Tidak bisa diganggu gugat. Tapi, zaman sekarang, definisi pahlawan ini kok rasanya perlu ditengok ulang, ya?
Coba kita lihat. Di adat kita, pemimpin itu punya syarat mutlak: jaga harkat, martabat, nama baik, jujur, dan adil. Ini lima pilar utama. Kalau satu saja goyang, apalagi sampai runtuh, ya maaf saja. Gelar “pemimpin” itu jadi hambar. Lantas, kalau pemimpin saja begitu, bagaimana dengan “pahlawan”? Lebih berat lagi bebannya.
Saya kadang senyum sendiri. Dulu, pahlawan itu orang yang berkorban. Sekarang, ada saja yang merasa pahlawan karena “berhasil” mengamankan proyek. Atau “sukses” menaikkan jabatan kerabat. Padahal, rakyat gigit jari. Keadilan entah ke mana. Kejujuran jadi barang langka. Apa itu pahlawan? Rasanya kok jauh panggang dari api.
Maaf, ini bukan mau menggurui. Hanya sedikit refleksi dari seorang pengamat hukum yang kebetulan sering melihat drama kehidupan. Kita butuh pahlawan sejati. Bukan pahlawan bohongan. Pahlawan yang tidak hanya dikenang namanya di buku sejarah. Tapi, yang karyanya dirasakan langsung oleh rakyat jelata. Yang tangannya bersih. Hatinya lurus. Itu baru pahlawan.
Mari kita renungkan. Siapa yang pantas kita sebut pahlawan hari ini? Apakah mereka yang sibuk pencitraan di media sosial? Atau yang diam-diam bekerja, memperbaiki tatanan, menegakkan keadilan, tanpa hiruk pikuk tepuk tangan? Jawaban ada di hati nurani kita masing-masing.
#pahlawankita #hukumdanrakyat #ethadisaputra #pemimpinadil #indonesiabisa #suarahukum #kejujuran
20251108 Siapa Pantas Jadi Pahlawan – ET Hadi Saputra
Bongkar Habis! Siapa Sebenarnya Pahlawan Sejati di Era Sekarang? ET Hadi Saputra Goreskan Kritis Tajam: Jangan Kaget Jika Mereka Bukan yang Kamu Kira! Baca Selengkapnya Sebelum Terlambat!










