Berdasarkan wawancara Presiden Prabowo Subianto pada 6 April 2025 di Hambalang, Jawa Barat, yang dimoderatori Valerina Daniel dan melibatkan enam jurnalis senior, terdapat analisis mendalam dan saran-saran untuk mendukung kebijakan pemerintahannya. Wawancara ini, yang dapat disaksikan di YouTube, mencakup berbagai aspek pemerintahan, ekonomi, dan sosial, dengan fokus pada 150 hari pertama kepemimpinannya.
Latar Belakang dan Persiapan Awal
Presiden Prabowo menyoroti keberuntungan memiliki masa transisi enam bulan antara penetapan sebagai pemenang pemilihan presiden dan pelantikan, yang dimanfaatkannya untuk persiapan intensif. Ia mengumpulkan pakar inti untuk diskusi dan menyusun strategi, termasuk program yang telah diumumkan sebelumnya. Dukungan dari Presiden Joko Widodo, yang melibatkan Prabowo dalam rapat kabinet di luar bidang pertahanan, memberikan pemahaman luas tentang isu nasional seperti pertanian, ekonomi, dan keuangan. Hal ini menunjukkan pendekatan yang sistematis dan kolaboratif, yang penting untuk transisi pemerintahan yang mulus.
Fokus pada Swasembada dan Fundamental Ekonomi
Visi utama pemerintahan adalah membangun landasan ekonomi yang kokoh melalui swasembada pangan, energi, dan air, yang sejalan dengan pandangan PBB dan pemikir ekonomi global terkait isu “food energy water.” Upaya mencapai swasembada pangan melibatkan efisiensi lahan pertanian, memudahkan petani, dan meningkatkan kesejahteraan mereka, dengan belajar dari sejarah negara-negara kuat seperti yang memiliki pertanian maju. Keberhasilan dalam 150 hari termasuk mengatasi perkiraan krisis beras awal 2025 dan menjaga stabilitas harga sembako menjelang Ramadan dan Lebaran, yang menunjukkan respons cepat terhadap kebutuhan masyarakat.
Namun, tantangan seperti inefisiensi, kartel, birokrasi lambat, korupsi, kemiskinan, dan ketidakmerataan pembangunan tetap ada. Fundamental ekonomi cukup baik dengan inflasi rendah, rasio utang terhadap PDB sekitar 39% (di bawah Vietnam, Swiss, Arab Saudi, Turki, dan Rusia), dan defisit anggaran di bawah 3%, tetapi perbaikan struktural diperlukan untuk mengatasi hambatan sistemik.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Program MBG diluncurkan pada 6 Januari 2025 dan telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat, dengan target hampir 100% sasaran pada Oktober/November 2025. Program ini penting untuk mengatasi masalah gizi dan stunting, dan Presiden Prabowo merasa bahagia meskipun awalnya diragukan. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan anak, tetapi evaluasi dampak nutrisional dan distribusi merata perlu diperkuat.
Pendirian Dana Abadi Nusantara (Danantara)
Danantara diluncurkan pada 24 Februari 2025 dengan aset mencapai $982 miliar, yang mengejutkan banyak pihak, termasuk pemerintah sendiri. Pendekatan ini bertujuan memberikan visibilitas proyek dengan nilai tambah signifikan, dengan fokus pada sumber alam yang jelas dan pasar yang pasti. Inspirasi dari ayahnya dan kerja sama dengan tokoh internasional seperti Tony Blair dan Anwar Ibrahim (tanpa pembayaran) menunjukkan ambisi global. Namun, tata kelola yang baik dan pengawasan ketat, melibatkan berbagai lembaga negara, sangat penting untuk mencegah potensi penyalahgunaan.
Inisiatif Kebijakan Lain
Pemerintah meluncurkan program cek kesehatan gratis setahun sekali, menurunkan biaya haji, menaikkan gaji guru, dan memiliki data tunggal sosial ekonomi nasional untuk ketepatan sasaran bantuan. Ini menunjukkan pendekatan holistik untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi implementasi di daerah terpencil perlu diperkuat.
Tantangan Global dan Optimisme
Presiden Prabowo menyadari tantangan global seperti tarif Presiden Trump yang mengguncang ekonomi dunia dan situasi geopolitik yang berbahaya. Strategi diversifikasi pasar ke Afrika dan fokus pada pasar domestik yang besar menunjukkan adaptasi, tetapi ketahanan bangsa dan persatuan menjadi kunci untuk menghadapi tekanan eksternal.
Gaya Komunikasi dan Hubungan dengan Media
Presiden mengakui komunikasi pemerintahannya kurang optimal pada 150 hari pertama, yang ia tanggung jawab karena fokus pada deliver dan kerja. Janji memperbaiki komunikasi dan terbuka terhadap dialog dengan media, termasuk menanggapi isu teror terhadap media, menunjukkan komitmen untuk transparansi. Partai Demokrat, seperti dilaporkan di detikcom, mengapresiasi wawancara ini sebagai pemupus narasi anti-pers, yang memperkuat citra terbuka.
Respon terhadap Demonstrasi dan Revisi UU TNI
Demonstrasi dianggap normal dalam demokrasi, tetapi harus damai dan tidak merusak fasilitas publik. Investigasi terhadap tindakan abusif aparat diperlukan, dengan peringatan terhadap motif di balik demonstrasi yang mungkin dipengaruhi pihak eksternal. Revisi UU TNI untuk perpanjangan usia pensiun perwira tinggi bertujuan stabilkan kepemimpinan, bukan kembalikan TNI ke ranah politik, yang menunjukkan fokus pada profesionalisme militer.
Efisiensi Anggaran dan Penciptaan Lapangan Kerja
Pengalihan belanja untuk efisiensi, seperti pemangkasan perjalanan dinas, dan target bangun 200 sekolah rakyat berasrama per tahun untuk memutus rantai kemiskinan menunjukkan prioritas jelas. Program hilirisasi, koperasi desa, dan pengembangan aquafarming diharapkan ciptakan lapangan kerja, tetapi tantangan disrupsi teknologi memerlukan penguasaan IPTEK.
Peran Sektor Swasta dan Target Pertumbuhan Ekonomi
Sektor swasta dianggap penggerak utama ekonomi, dengan ajakan kolaborasi melalui “Indonesia Incorporated.” Target pertumbuhan ekonomi 8% optimis, didukung program seperti edukasi 32.000 sarjana untuk desa dan pelatihan 80.000 manajer koperasi, tetapi membutuhkan reformasi struktural dan investasi besar.
Berikut adalah saran saya:
- Swasembada Pangan: Investasi di teknologi pertanian, seperti yang sukses di Indonesia sebelumnya (lihat ScienceDirect), dan dukung petani dengan pelatihan modern.
- Program MBG: Pastikan kualitas nutrisi dan distribusi merata, terutama di daerah terpencil, dengan evaluasi berkala.
- Manajemen Ekonomi: Reformasi pajak untuk tingkatkan pendapatan negara dan perkuat KPK untuk lawan korupsi, dengan transparansi melalui e-governance.
- Danantara: Ikuti prinsip Santiago untuk tata kelola, seperti yang dianjurkan di Investopedia, dengan dewan independen dan laporan publik.
- Tantangan Global: Diversifikasi pasar ke Afrika dengan perjanjian dagang regional, dan investasi di industri substitusi impor.
- Komunikasi: Gunakan media sosial untuk dialog langsung, seperti contoh di Tirto, dan update reguler ke publik.
- Civil Society: Buat forum konsultasi publik dan jamin hak asasi selama demonstrasi, dengan investigasi tindakan abusif aparat.
- Reformasi Militer: Pastikan kriteria perpanjangan usia pensiun transparan dan berbasis merit, dengan pengawasan sipil.
- Anggaran: Terapkan anggaran berbasis kinerja dan tingkatkan dana untuk pendidikan, seperti target sekolah berasrama.
- Lapangan Kerja: Dukung UMKM dengan akses keuangan dan pelatihan vokasional, fokus sektor teknologi dan energi terbarukan.
- Persatuan Nasional: Kampanye keberagaman dan proyek infrastruktur untuk kurangi disparitas daerah.
- Pertumbuhan Ekonomi: Permudah regulasi bisnis dan investasi di infrastruktur digital untuk dukung ekonomi digital.
